Thursday, February 17, 2011

Kisah Taubat : Sampan Keimanan


Seorang wanita berkata : "Aku naik sebuah sampan untuk mengharungi lautan kehidupan yang cukup luas tanpa dayung agar aku lebih mudah sampai ke daratan dengan aman." Sampan kehidupan diterpa badai yang cukup dahsyat.

Hampir sahaj aku tenggelam dan binasa kerana maksiat dan dosa seandainya Allah tidak menurunkan rahmatNya. Aku terlempar ke sebuah sungai taubat yang jernih airnya,sehingga aku keluar sebagai orang baru.

Sungai ini telah mengikis habis segala kegelapan dan kesesatan jiwaku dengan mengganti untukku orang yang menguasai dengan cahaya keimanan. Sebelum aku tenggelam disungai tadi,syaitan sentiasa menghiasi kejahatann dari maksiat yang aku lakukan.

Aku menjadi penggemar muzik. Derhaka kepada orang tuaku dan bermacam-macam kekerasan yang lain. Seakan kedua telingaku terdapat penutup yang menhalang masuknya nasihat kedalam hatiku, menghalangku dari ketakburan dan berfikir tentang tanda-tanda kekuasaan Allah atas hambaNya.

Syaitan merasuk jiwaku dengan keangkuhan dan kesombongan yang menghalangku untuk bergaul dengan orang lain yang tidak sepadan denganku. Aku tenggelam dalam sungai kehidupan ini, setelah kutinggalkan bangku sekolah selama dua tahun berturut-turut. Akhirnyanya aku berhenti dari sekolah.

Sekolah kujadikan sebagai pasar untuk bertukar foto, dan untuk menawarkan fesyen pakaianku. Begitulah kehidupanku sebelum tenggelam,sebelum Allah menyelamatkanku dengan perantara seorang teman wanita yang istiqamah, yang mendesakku untuk bertemu......Dengan kehendak Allah dia mampu mempengaruhiku dengan usahanya yang keras.

Aku keluar dari sungai seakan-akan aku baru dilahirkan. Kini aku sentiasa mengharapkan redha Allah,kemudian redha kedua orang tuaku. Aku kembali kesekolah agar boleh menyelami lautan ilmu, agar aku boleh menceritakan kepada saudari-saudari muslimah dan manisnya taubat. Aku mengajak mereka agar membuang jauh-jauh segala jenis muzik dan filem,menggunakan hijab dan meninggalkan....dengan berbagai saranan yang aku boleh.

Aku telah membakar sampan kehidupan yang dulunya aku tumpang untuk berseronok dan kuganti dengan sebuah sampan keimanan dan kesabaran. Aku pegang erat-erat dayung harapan dengan satu tangan dari dayung ilmu dengan tangan yang lain, aku berlayar dengan sampan baru. Aku menyantuni anak-anak yatim dan menghiburkan mereka....

Membantu orang-orang yang memerlukan, cinta dan kasih sayang. Kini menjadi air sampanku, hembusan angin keimananmembawaku ke masa depan yang cerah. Duhai sampan kebanggaanku, aku rasakan  kebahagiaan didalamnya. Sampan keimanan yang menjadi bagian dari kehidupanku sekarang. Insya'Allah aku akan sentiasa berada didalamnya hingga bertemu dengan Ar-Rahman. Amin.